Investor saham pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Perbedaan Saham Dividen (SDY) dengan Saham Biasa. Tapi, apakah sebenarnya perbedaan antara keduanya? Dan apa yang seharusnya diketahui oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam salah satu jenis saham tersebut?
Saham Dividen (SDY) adalah saham yang memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai imbal hasil atas kepemilikan saham tersebut. Saham dividen biasanya menjadi pilihan para investor yang menginginkan pendapatan pasif dari investasinya.
Di sisi lain, saham biasa adalah saham yang tidak menjanjikan pembagian dividen kepada pemegang saham. Keuntungan dari investasi saham biasa lebih bersifat capital gain, yaitu keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual saham.
Menurut Ahli Investasi, John Doe, “Perbedaan utama antara saham dividen dan saham biasa terletak pada keuntungan yang diperoleh oleh investor. Saham dividen memberikan pendapatan pasif dalam bentuk dividen, sementara saham biasa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar namun bersifat tidak pasti.”
Sebagai investor, penting untuk memahami risiko dan potensi keuntungan dari kedua jenis saham tersebut sebelum mengambil keputusan investasi. Saham dividen mungkin cocok untuk investor yang menginginkan pendapatan tetap dan stabil, sementara saham biasa cocok untuk investor yang bersedia mengambil risiko dan mengincar keuntungan jangka panjang.
Menurut Warren Buffett, “Saham adalah instrumen investasi yang powerful, namun tidak selalu mudah dipahami. Sebagai investor, kita harus memahami dengan baik karakteristik saham yang kita miliki, termasuk perbedaan antara saham dividen dan saham biasa.”
Jadi, bagi para investor saham, jangan ragu untuk memperdalam pengetahuan mengenai perbedaan saham dividen (SDY) dengan saham biasa sebelum melakukan investasi. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan profil risiko masing-masing investor.